Rabu, 28 Januari 2009

ini yang aku bacakan buat mr rik

Sebuah Preview......
Atau pembukaan,
Atau kata pengantar....
Karya Hairil Anwar
Apa pertimbangan seseorang untuk tinggal dan menetap di sebuah kota?
Karena sekolah?
Bekerja?
Keluarga?
Ikut Orangtua?
Ikut suami?
Ikut istri?
Pasrah tak tahu lagi apa yang mesti diusahakan?
Atau dikutuk karena sejak bayi dilahirkan di sana, atau apa?
Tentu ada banyak ragam jawaban. Dan setiap jawaban berhak mempunyai pembenaran masing-masing. Namanya juga pilihan. Yang ironis kalaulah tak lagi punya pilihan. Pasrah pada nasib: mendiami sebuah kota selama 1 windu tanpa tahu apa alasannya. Ya nggak?
Yang jelas Mr riki tidak pasrah dan bukan tidak tahu alasannya kenapa beliau berada di kota makassar...
Beliau bertugas sebaik baiknya sebagai salah satu punggawa Telkomsel di area pamasuka, bertujuan agar perusahaan ini akan tetap menjadi salah satu... bukannnn menjadi nomer satu di area pamasuka sehingga menjadi nomer 1 di bumi nusantara...
Sama halnya dengan kita yang tinggal atau menetap di kota yang sekarang kita diami ini. Kita adalah wajah kota itu sendiri. Saya, bapak, ibu dan sodara semua adalah makassar itu sendiri, dan makassar ada di dalam diri kita semua....

Warna, suara serta aroma kota ini akan berubah dengan kehadiran bapak dan akan berubah lagi dengan ketidak hadiran bapak. Jika bukan warna, aroma dan suara minimal gedung pelni di jalan Sudirman akan berubah warnanya, suaranya dan aromanya...
Menjadi lebih tenang , lebih nyaman.....
Perpisahan adalah hal yang wajar dan pasti terjadi dalam setiap pertemuan / perjumpaan. Sedih, haru tapi juga bangga ketika kami harus berpisah karena memang teman saudara atasan yang biasa suka dipanggil Mr Rik ini akhirnya bisa berkumpul bersama keluarga.
Ingatlah kawan, perpisahan hanyalah perbedaan dimensi ruang. Kita cuma beda tempat saja, komunikasi masih bisa kecuali kalau yang bersangkutan tinggal di pelosok yang belum terjamah sinyal HP apalagi internet. Pesan saya ketika tinggal di pelosok dan tak ada sinyal disana, jangan lupa beli sinyalnya juga. tapi bukankan mr riki semakin mendekati sumber sinyal di kota metropolitan.

Makna perpisahan bisa sama, bisa pula berbeda, semua tergantung akan point of view dari masing2 orang.

kalo kata org padang: ‘bapisah bukannyo bacarai’ (berpisah bukannya bercerai’)
kami cuma berpisah dengan mr riki bukan bercerai, secara kami belum pernah menikah....

walaupun sangat sering bersama. Lebih sering secara kuantitatif dibandingkan dengan sang istri yang berada di seberang lautan. 10 jam sehari kami lewati bersama plus lembur, meeting dan makan malam jka ditotal 16 jam sehari....

sudahlah ga usah sedih gitu, ingat kawan dibalik perpisahan kelak akan ada pertemuan yang berujung di makan-makan seperti malam ini, malam yang bahagia dan sekaligus mengharukan.


Sekali lagi... karya Hairil Anwar